Demi Hasilkan Dokter Gigi Berkualitas, Pendidikan Kedokteran Gigi Butuh Inovasi
Pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, sedikit banyak berdampak pada pendidikan kedokteran gigi. Perkembangan tersebut sangat berpengaruh pada cara dosen-dosen mendidik mahasiswanya agar bisa berkiprah sesuai zamannya.
“Jangan sampai apa yang kita didik hari ini, 4 atau 5 tahun mahasiswa selesai pendidikan, dia tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan dunia pada saat itu. Teknologinya sudah jauh ketinggalan,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung, Prof. Sunardhi Widyaputra, drg, M.S, PhD, seperti dikutip laman resmi Unpad.
Dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Pendidikan Kedokteran Gigi Indonesia dan Dunia VUCA yang digelar virtual, beberapa waktu lalu, Prof. Sunardhi mengatakan dibutuhkan adanya proses adaptasi yang cepat untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi. Kuncinya adalah inovasi bagi pendidikan kedokteran gigi.
Ia menurutkan, dasar kehidupan dan landasan profesi kedokteran gigi dimulai ketika mahasiswa memasuki Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi (IPDG). Oleh karena itu, penting adanya penyesuaian kebijakan pemerintah dan ikatan profesi.
“Kebijakan pemerintah ada kaitannya dengan kurikulum, karena kebanyakan diatur dalam Kemendikbud Ristek, sedangkan ikatan profesi untuk menghasilkan seperti apa dokter gigi yang diharapkan dan memang cocok untuk Indonesia, ujar Prof. Sunardhi.
Materi Pembelajaran yang Dibutuhkan Bersama
Menurutnya, salah satu proses pendidikan yang bisa dilakukan di institusi pendidikan tinggi adalah dengan menyediakan materi pembelajaran yang dibutuhkan bersama. Dengan demikian, peserta didik memilih apa yang dibutuhkan untuk profesionalismenya. Unpad sendiri sudah menerapkannya melalui MOOC.
“Kalau ini disebarkan pada semua IPDG di Indonesia, mungkin ada kekuatan-kekuatan tertentu dari setiap institusinya,” ujarnya.
Prof. Sunardhi menekankan pentingnya kemitraan dalam pendidikan kedokteran gigi. Selain fasilitas pendidikan (IPDG), pelatihan, RSGM, dan inovasi (jurnal kesehatan gigi dan mulut, juga penting menjalin kemitraan dengan industri dan ilmu-ilmu terkait.
Lebih lanjut Prof. Sunardhi mengatakan bahwa kunci dari inovasi pada pendidikan kedokteran gigi Indonesia adalah adanya kebersamaan. Kebersamaan untuk mencapai mutu pendidikan internasional dan menghasilkan dokter gigi yang mampu bersaing di pasar internasional.
“Artinya tidak satu universitas yang melakukan itu semua,” kata dia.
Ia pun berharap adanya penentuan peta jalan arah pendidikan kedokteran gigi untuk menghadapi Indonesia Maju 2025. Peta jalan tersebut di antaranya terkait pengembangan aplikasi pembelajaran kedokteran gigi dengan memanfaatkan teknologi, penentuan arah pengembangan instrumentasi pembelajaran, dan penyesuaian instrumen akreditasi.
Selain itu, dalam pendidikan kedokteran gigi Indonesia juga membutuhkan penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan serta penguatan kemampuan dan keahlian dosen.